Langsung ke konten utama

#FirstSummit #Papandayan #2622mdpl

Yoo watsap yooo, kami dari ranger merah putih (begitulah sebutannya) Hahaaa -_-
Jadi gini ceritanya, gue udah lama banget nggak menjamah pacar (blog) gue ini. Udah lama juga nggak nulis kisah petualangan gue diluar sana...

Kali ini, petualangan gue berbeda dari yang sebelumnya. Kalau di postingan gue yang lain, gue melaporkan kisah perjalanan dan petualangan gue di kota lain, atau pantai dan pulau. Saat itu, gue juga nggak pernah punya pemikiran buat melantunkan destinasi gue ke tempat ini. Yap...sebut saja pendakian gunung. Gue yang notabene tubuhnya nggak tahan dingin, tiba-tiba ngebet buat mendaki. Awalnya gue pengen menguji adrenalin gue, ditambah lagi semester yang baru gue laluin kemarin beserta kesibukan dan aktivitas gue yang bikin gue semakin memantapkan pilihan gue untuk mendaki. Satu semester gue lalui, dengan pikiran tenaga dan perasaan *eh yang terkuras hahaa. Dan gue rasa....gue butuh waktu untuk meditasi #khannmaen~

Mungkin nggak perlu jauh-jauh untuk meditasi ke Gunung, tapi ternyata gue menemukan hal lebih dari itu. Dan lagi...gue semakin memantapkan pilihan gue untuk mendaki. Pantai dan pulau serta kota-kota yang gue lalui di sepanjang hidup gue memang sangat memukau, tapi buat kali ini...gue pengen liat "ke-Maha Kuasa-an Sang Pencipta Alam Semesta" dari ketinggian.

Bukan. Ini bukan soal film '5cm'. Bukan soal ikut-ikutan. Ini soal keberanian mengambil keputusan.

Saat itu, gue hanya sedang merasa lelah dengan aktivitas, butuh sesuatu yang segar dan akhirnya memutuskan untuk pergi menuju ketinggian. Merasakan udara segar, tanpa harus merasakan "keserakahan" di dalamnya. Jadi siapa yang nggak tau macetnya kota Jakarta?

Keinginan gue untuk mendaki ini, nggak berjalan mulus. Ada banyak lika-liku yang harus gue lalui. Semacam kecaman, cemoohan, larangan, dan bahkan tertawaan. Well...itu sama sekali nggak bikin nyali gue ciut.

Perancangan untuk mendaki ini udah ada di dalam kepala gue satu setengah bulan sebelum gue mendaki. Gue memutuskan untuk pergi mendaki, bertepatan dengan Dirgahayu Negara Indonesia tgl 17 Agustus. Walaupun...entah sama siapa nantinya. Akhirnya memastikan akan memuncak ke sebuah Gunung dengan ketinggian 2622mdpl di Garut-Jawa Barat.


THEN....


Hari yang gue tunggu tiba, sebelumnya pun gue terus memantapkan diri gue. Yah..ketika kita berani mengambul suatu keputusan, itu artinya siap menerima resiko yang diberikan. Jauh dari bayangan gue, sulitnya mendaki ini gue rasakan sebagai orang yang baru pertama kali mendaki. Terjalnya gunung ini, mungkin belum seberapa dibanding dengan yang lain. Tapi...luar biasa bikin nafas ngos-ngos-an.

Lebih dari itu, jerih lelah dan usaha menanjak ini, dibarengi dengan indahnya kota Garut dari ketinggian. Lebih dari itu, gue juga merasakan bagaimana sulitnya menanjaki gunung ini, yah...kaya lagi menanjak tingginya keegoisan diri. Lebih dari itu, gue juga punya alasan yang filosofis untuk mendaki lagi suatu saat :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romantis

HOMEEEEEEY!!! :D  Akhirnya.........sampe rumah juga:) What a tired day! Thank's God :p :p :p Bersyukur banget masih dikasih kesempatan untuk beraktivitas, perkuliahan yang masih boleh berjalan dengan baik. Dan hari ini......ngerasa beda banget selain karena the first time ikutan TBP (Temu Bina Pelayan) hari ini ada sesi curhat gitu sama TKK (Temen Kelompok Kecil) Ayeeeeey :D Kalo diinget-inget sih, aiiiih udah kucel ajatuh pas kuliah kedua nyatetnya busetttt ful banget yeeee dua lembar kertas berasa anak SD dan di dikte hahahaa... Cuma beruntung sih, sorenya bisa ikutan rapat bareng HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ilmu Sosial Politik - Univeristas Negeri Jakarta buat prepare our first event yihiiiiy SYFO. Sekretarisnya itu rekan gue di kelas, Mentari Apriyani Blezenski Willy Sungkar (iuuuhks! hoeeeeks! *pingsan*) Nggak ngerti apa yang ada di pikiran dia deh.....cewe-cewe infotaiment banget dia, makanya jadi stalker mulu *eh :p :p :p :p  Hari ini juga pertama kalinya...

His promises :)

Bukan hal baru jika aku harus terjatuh lagi ke dalam lubang kegelapan, Bukan hal baru jika aku harus duduk diam dititik terendah kejenuhanku Ketika sunyi. Ketika sepi. Ketika senyap menghampiri Menguasai. Bertahta. Bahkan merenggut aku dari sisi-Mu.. Aku bertanya.. Tuhan.. Mengapa begitu banyak kabut yang menghalangi padanganku tuk melihat wajah-Mu? Tuhan.. Mengapa begitu jauh jarak jurang yang memisahkan aku dengan-Mu? Tuhan.. Mengapa begitu lebat hutan yang harus aku lalui tuk menemui-Mu di seberang sana? Tuhan.. Mengapa begitu berat rintangan yang harus aku hadapi untuk kembali ke jalan-Mu? Aku berteriak.. Tuhan.. Aku mohon jangan pernah Kau lepaskah genggaman tangan-Mu.. Tuhan.. Aku mohon angkat aku dari titik kejenuhan ini.. Tuhan.. Aku mohon singkirkan kegelapan yang memekat ini.. Tuhan.. Aku mohon....Aku mohon...Aku mohon... Aku tau. Aku lemah. Aku tau. Aku hina. Namun Kau selalu menilaiku bergharga :( "Tuhan, jadil...

#CatatanPerjalanan Paseban Tri Panca Tunggal (Desa Cigugur Kuningan)

Taraaaa!! This is the second observation yuhuuu~ Waktu nyampe di desa ini, kita disambut sama pihak desa ini. Disini masih keturunan kerajaan sunda gitu, cuma lupa namanya apaan :p ini Pimpinan Desa Cigugur (kiri) namanya Ramanda Pangeran Djati Kususuma, punya anak namanya (kanan) Rama Anom. Asli kondisi disini sundaaaaaa banget! Mulai dari makan malamnya, bajunya, sama orang-orang yang ada di keraton itu :D Yg pake baju item-iyem sama iket kepala ini yg nganterin kita kerumah warga-warga yg rumahnya boleh kita tumpangin buat nginep wuehehehhe :p Ditengah-tengah jalan raya, di depan keraton ada patung ini hahahaaa :D Nah di desa ini, kita pada nginep di rumah-rumah warga. Kebagian homestay yg kedua dirumah Bu Murnah yipiiiiiy :p Cringgg!! Penghuni homestay 2 : (kiri-kanan) Gracya Yunita Silitonga, Fransiska Christanti, Tiara Sakti Nurcahyani,  Mentari Apriyani dan saya yg fotoin :p Kocak adalah ketika kita berlima masuk ke dalam rumah bu murna...