Langsung ke konten utama

Postingan

#CatatanPerjalanan: Gunung Gede #2958mdpl

Holla! Perkenalkan, perjalanan kali ini, saya menapaki salah satu gunung di Jawa Barat. Sebut saja: Gunung Gede. Pendakian kali ini, saya bersama satu orang teman sekelas saya. Berhubung kami berdua belum ada yang pernah ke Gunung Gede, jadi kami memutuskan untuk pergi bersama teman saya yang sudah sering ke Gunung Gede. Sekilas tentang: Gunung Gede... "Gunung Gede  merupakan sebuah  gunung  yang berada di Pulau  Jawa , Indonesia . Gunung Gede berada dalam ruang lingkup  Taman Nasional Gede Pangrango , yang merupakan salah satu dari lima taman nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun  1980 . Gunung ini berada di wilayah tiga kabupaten yaitu Kabupaten  Bogor ,  Cianjur  dan Sukabumi , dengan ketinggian 1.000 - 3.000 m. dpl, dan berada pada lintang 106°51' - 107°02' BT dan 64°1' - 65°1 LS. Suhu rata-rata di puncak gunung Gede 18 °C dan di malam hari suhu puncak berkisar 5 °C, dengan curah hujan rata-rata 3.600 mm/tahun. Gerbang utama menuju gunung
Postingan terbaru

Mengejar Mimpi Ke Kampus Hijau

05.00 WIB Membuka mata di pagi hari, merupakan anugerah yang paling luar biasa di dalam hidupku. Bagaimana bisa? Ketika sang Khalik masing memperkenankan aku untuk membuka mata ku di pagi hari yang cerah dan melihat segala sesuatunya baik. Ia senantiasa memelihara aku dengan menghembuskan aku nafas kehidupan. Ya. Pagi hariku, selalu aku buka dengan ucapkan syukur kepada Yang Mahakuasa. Segudang aktivitas yang akan ku lakukan hari ini, mungkin lebih tepatnya serangkaian kegiatan “ber-ambisi” yang selalu ada di dalam benak ku saat itu. Sebagai seorang siswa SMA yang baru saja lulus (saat itu) tentu saja aku tidak bisa tinggal diam memikirkan masa depanku. Aku tidak bisa hanya berdiam diri atau bahkan bersikap apatis terhadap masa depanku. Pikiranku sudah membumbung tinggi, jauh melayang sebelum aku lulus SMA. Sejak duduk di bangku kelas 10, aku bahkan sudah menargetkan tujuanku, impianku, cita-citaku. Bukan hal yang mudah bagiku, untuk menjalani masa-masa SMA seperti kebanyakan rema

Negara Beragama (namun) Tidak Bertuhan?

Kita mungkin terheran-heran, ketika mendengar berita Ketua Mahkamah Konstitusi terjerat kasus korupsi. Mahkamah Konstitusi, lembaga yang dianggap sebagai tiang konstitusi negara ini ternyata tidak berarti kebal dari korupsi. Bagaimana bisa? Lembaga macam Mahakamah Konstitusi, memiliki ketua yang terlibat dalam kasus suap? Pemberitaan ini lantas memberikan berbagai macam reaksi, seperti kekecewaan. Bahkan ada juga yang semakin yakin untuk bersikap apatis. Baru-baru ini, kasus korupsi kembali menjerat petinggi di negara kita tercinta ini. Sebagaimana yang dikutip pada : JAKARTA, KOMPAS.com  — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait penyelenggaraan haji di Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013. Hasil survey memaparkan bahwa Kementrian Agama memiliki peringkat paling atas pada presentase korupsi. Kasus kali ini menyeret Menteri Agama terkait dengan jemaah haji. Indonesia memang bukan negara

Indonesia Bagi Kemuliaan Nama Tuhan

Dalam negara demokrasi –salah satunya Indonesia– mengenal sistem pemilu atau pemilihan umum sebagai alat dari demokrasi itu sendiri. Pemilihan umum dapat dikatakan sebagai sebuah senjata untuk rakyat dalam menentukan pemerintahnya, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Sayangnya, tidak banyak masyarakat yang sadar akan peranannya sebagai warga negara dalam menentukan pemerintahan. Tidak banyak masyarakat yang sadar, betapa berpengaruhnya suara mereka dalam menentukan nasib bangsa. Masih banyak dari masyarakat Indonesia yang apatis, meskipun sikap apatis juga memiliki berbagai sebab yang salah satunya juga disebabkan karena kekecewaan terhadap pemerintahan yang menyelahgunakan amanah rakyat. Faktanya, lembaga survei menyatakan bahwa tingkat golput semakin tinggi dari tahun pemilu hingga tahun pemilu berikutnya. Salah satu indikasi demokrasi yang sehat adalah adanya masyarakat yang madani, artinya masyarakat menyadari perannya s

Negara Dipimpin Kaum Minoritas?

Siapa yang takut? Siapa yang berani? Tapi ini bukan kuis Siapa Berani. Walaupun dalam Politik, semua bisa di luar kendali dan prediksi. Bagi kita, mayoritas itu menjadi sebuah kebenaran. Betul bukan? Meskipun…masih banyak hal yang menjadi keraguan, tapi itulah musyawarah yang diagungkan. Meskipun kita tidak tahu kesepakatan dan perjanjian apa yang dibuat sehingga melahirkan suara mayoritas. Benarkah suara mayoritas menentukan kualitas? Hari ini saya dikejutkan dengan sebuah opini, yang (lagi-lagi) seputar Joko Widodo, Gubernur DKI Jakarta yang akan mengikuti pertarungan politik di bulan Juli nanti. Mari kita berandai-andai. Sesuai dengan beberapa prediksi yang sangat kuat saat ini, ada dua kubu yang terbentuk. Pertama , Joko Widodo dengan koalisi PDI-Perjuangan, NasDem, dan PKB. Kedua , Prabowo Subianto dengan koalisi tenda besar Gerindra, Golkar, PAN, dan PKS. Pada tulisan kali ini, mari melihat posisi kubu pertama yaitu Joko Widodo yang saat ini sedang menjabat

(ber)Harap Cemas!

Izinkan saya menuangkan sep enggal kata demi kata, yang menyambung menjadi satu kalimat. Menyuarakan aspirasi dari dalam diri, kemudian menggantungkannya ke atas harapan yang melambung tinggi. Hari ini .... 14 MARET 2014 Joko Widodo. Salah satu dari sekian banyak warga negara Indonesia yang resmi menjadi salah satu petarung "politik" di Pemilihan Umum Presiden nanti. Siapa yang belum mengenal Joko Widodo? Mantan Walikota Surakarta, yang kemudian dipercaya sebagai Gubernur DKI Jakarta....hari ini resmi diusung oleh Partai PDI-Perjuangan sebagai Calon Presiden. Menanggapi pemberitaan hari ini, ada dua hal yang menjadi respon banyak masyarakat. Pertama, berharap. Banyak masyarakat yang bersikap optimis, dan menyatakan kegembiraan mereka terhadap diusungnya Joko Widodo sebagai Calon Presiden. Tokoh yang dipandang dan dianggap mampu membawa perubahan yang baru, dengan berbagai keteladanan yang sudah dikerjakan beliau. Banyak masyarakat yang menaruh harapan kepada tokoh ini

#CatatanPerjalanan: Gn.Papandayan #2622mdpl

*cringgg* Welcome back! Masih ketemu sama gue sang pemilik blog ini, dalam acara....walking-walking yuhuuu~ Kalau sebelumnya temen-temen nyimak postingan gue sebelum ini, soal pendakian pertama gue ke Gunung Papandayan, kali ini gue mau ngelaporin catatat perjalanan gue dari titik awal sampe balik lagi ke rumah dengan selamat sehat walafiat. Gue memulai pendakian ini dengan jumlah pasukan, 9 orang. Sebut saja namanya dewi, yoshua, andry, pamugo, teguh, allan, rachmat, tulus sama gue. Kita sepakat buat start perjalanan ini dari Rawamangun. And our adventure is beginning.... 16 Agustus 2013 06.00 WIB Perjalanan ini dimulai setelah malam sebelumnya packing dan menyiapkan segala keperluannya sampai pembagian tugas. Kami mengawali perjalanan ini dengan doa. Selesai berdoa, kami naik busway dari halte Kampus B Universitas Negeri Jakarta menuju halte BNN dengan biaya Rp. 3.500,- 06.45 WIB Kami tiba di halte BNN. Keluar dari pintu halte busway, kami langsung menye