Langsung ke konten utama

Negara Beragama (namun) Tidak Bertuhan?

Kita mungkin terheran-heran, ketika mendengar berita Ketua Mahkamah Konstitusi terjerat kasus korupsi. Mahkamah Konstitusi, lembaga yang dianggap sebagai tiang konstitusi negara ini ternyata tidak berarti kebal dari korupsi. Bagaimana bisa? Lembaga macam Mahakamah Konstitusi, memiliki ketua yang terlibat dalam kasus suap? Pemberitaan ini lantas memberikan berbagai macam reaksi, seperti kekecewaan. Bahkan ada juga yang semakin yakin untuk bersikap apatis.

Baru-baru ini, kasus korupsi kembali menjerat petinggi di negara kita tercinta ini. Sebagaimana yang dikutip pada :

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Agama Suryadharma Ali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait penyelenggaraan haji di Kementerian Agama tahun anggaran 2012-2013.

Hasil survey memaparkan bahwa Kementrian Agama memiliki peringkat paling atas pada presentase korupsi. Kasus kali ini menyeret Menteri Agama terkait dengan jemaah haji. Indonesia memang bukan negara agama (agamis), namun Indonesia dikenal sebagai negara yang amat sangat beragama (katanya). Ya, ini lah faktanya bahwa korupsi pun sudah merambat ke ranah Agama yang kebebasan dalam memeluknya (katanya) dilindungi. Korupsi sudah merambat ke ranah yang dianggap “paling sakral”, yang justru melibatkan elit-elit dan petinggi didalamnya. Ironi memang, disaat Indonesia dipandang sebagai negara yang warga negara-nya amat sangat ber-agama, namun ternyata dalam ranah agama pula…korupsi besar-besaran terjadi. Mungkin baru sebahagian saja kasus yang terangkat, terungkap, dan terekspos saat ini, di tengah banyak kemungkinan korupsi yang juga terjadi pada Kementrian lainnya. Dan sekali lagi, wajah politik harus menambahkan skor pada catatan buruk.

Lalu dimana letak “umat yang beragama” itu? Jika hanya menjadi sebuah topeng & retorika. Mengapa harus beragama, jika perilaku (seperti) tak ber-tuhan? Ironi. Kalau sudah begini, lantas mau dibawa kemana kapal ini? Harus kemana kepercayaan masyarakat dilabuhkan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romantis

HOMEEEEEEY!!! :D  Akhirnya.........sampe rumah juga:) What a tired day! Thank's God :p :p :p Bersyukur banget masih dikasih kesempatan untuk beraktivitas, perkuliahan yang masih boleh berjalan dengan baik. Dan hari ini......ngerasa beda banget selain karena the first time ikutan TBP (Temu Bina Pelayan) hari ini ada sesi curhat gitu sama TKK (Temen Kelompok Kecil) Ayeeeeey :D Kalo diinget-inget sih, aiiiih udah kucel ajatuh pas kuliah kedua nyatetnya busetttt ful banget yeeee dua lembar kertas berasa anak SD dan di dikte hahahaa... Cuma beruntung sih, sorenya bisa ikutan rapat bareng HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Ilmu Sosial Politik - Univeristas Negeri Jakarta buat prepare our first event yihiiiiy SYFO. Sekretarisnya itu rekan gue di kelas, Mentari Apriyani Blezenski Willy Sungkar (iuuuhks! hoeeeeks! *pingsan*) Nggak ngerti apa yang ada di pikiran dia deh.....cewe-cewe infotaiment banget dia, makanya jadi stalker mulu *eh :p :p :p :p  Hari ini juga pertama kalinya...

His promises :)

Bukan hal baru jika aku harus terjatuh lagi ke dalam lubang kegelapan, Bukan hal baru jika aku harus duduk diam dititik terendah kejenuhanku Ketika sunyi. Ketika sepi. Ketika senyap menghampiri Menguasai. Bertahta. Bahkan merenggut aku dari sisi-Mu.. Aku bertanya.. Tuhan.. Mengapa begitu banyak kabut yang menghalangi padanganku tuk melihat wajah-Mu? Tuhan.. Mengapa begitu jauh jarak jurang yang memisahkan aku dengan-Mu? Tuhan.. Mengapa begitu lebat hutan yang harus aku lalui tuk menemui-Mu di seberang sana? Tuhan.. Mengapa begitu berat rintangan yang harus aku hadapi untuk kembali ke jalan-Mu? Aku berteriak.. Tuhan.. Aku mohon jangan pernah Kau lepaskah genggaman tangan-Mu.. Tuhan.. Aku mohon angkat aku dari titik kejenuhan ini.. Tuhan.. Aku mohon singkirkan kegelapan yang memekat ini.. Tuhan.. Aku mohon....Aku mohon...Aku mohon... Aku tau. Aku lemah. Aku tau. Aku hina. Namun Kau selalu menilaiku bergharga :( "Tuhan, jadil...

#CatatanPerjalanan Paseban Tri Panca Tunggal (Desa Cigugur Kuningan)

Taraaaa!! This is the second observation yuhuuu~ Waktu nyampe di desa ini, kita disambut sama pihak desa ini. Disini masih keturunan kerajaan sunda gitu, cuma lupa namanya apaan :p ini Pimpinan Desa Cigugur (kiri) namanya Ramanda Pangeran Djati Kususuma, punya anak namanya (kanan) Rama Anom. Asli kondisi disini sundaaaaaa banget! Mulai dari makan malamnya, bajunya, sama orang-orang yang ada di keraton itu :D Yg pake baju item-iyem sama iket kepala ini yg nganterin kita kerumah warga-warga yg rumahnya boleh kita tumpangin buat nginep wuehehehhe :p Ditengah-tengah jalan raya, di depan keraton ada patung ini hahahaaa :D Nah di desa ini, kita pada nginep di rumah-rumah warga. Kebagian homestay yg kedua dirumah Bu Murnah yipiiiiiy :p Cringgg!! Penghuni homestay 2 : (kiri-kanan) Gracya Yunita Silitonga, Fransiska Christanti, Tiara Sakti Nurcahyani,  Mentari Apriyani dan saya yg fotoin :p Kocak adalah ketika kita berlima masuk ke dalam rumah bu murna...